Kualitas bukanlah tindakan, tapi kebiasaan...._Aristoteles, So biasakanlah selalu berfikir positif dan memetik hikmah dari setiap permasalahan ...Because Energi di dalam pikiran adalah esensi dari kehidupan ^_^ ^_^

Kamis, 04 Juli 2013

Media Pembelajaran fisika

1.  Pengertian Media Pembelajaran fisika.
Menurut Bovee (1997) media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima. Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan  bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar, atau sesuatu yang terletak ditengah antara dua pihak atau dua kutup, atau suatu alat.         
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan  dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian  dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar .Contohnya: vidio,  televisi, komputer, diagram, bahan bahan tercetak, dan guru. Ini semua dapat  disebut media jika medium ini membawa pesan yang berisi tujuan pembelajaran.    (Depdiknas, 2005: 13).                 
Dalam pengertian teknologi  pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang , teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan . Media pengertian non fisiknya adalah bahan atau perangkat lunak  (software) yaitu kandungan pesan  atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan atau perangkat keras. Sedangkan pengertian fisik dari media adalah perangkat keras atau (hardware), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, dan diraba dengan panca indera, dan media ini merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (Arif S Sadiman, dkk ;1984,19 ).
                        Dengan masuknya berbagai pengaruh   seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviorisme), komunikasi dan laju perkembangan teknologi elektronika kedalam khazanah pendidikan, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format misalnya dalam bentuk (modul cetak, film, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dsb) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri-sendiri.
            Dari sini timbul pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Beberapa contoh usaha kearah taksonomi media tersebut , antara lain adalah :
  1. Taksonomi menurut Rudy Bretz.  Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu : suara, visual dan gerak. Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication)dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media.
Klasifikasi media tersebut adalah : 
1) Media audio visual gerak, contoh: TV, film, vidio film TV, VCD.
2) Media audio visual diam, contoh: TV diam, film bingkai, film rangkai. 
3) Media audio visual semi gerak, contoh: rekaman tulisan jauh.
4) Media visual gerak, contoh: film bisu.
5) Media visual diam, contoh: halaman cetak, seri gambar, arsip vidio, faksimile, transparansi.
6) Media semi gerak, contoh: teleautograph (mesin fax).
7) Media audio, contoh: cassette tape recorder, piringan hitam, radio, telepon radio, cd, kaset musik yang lembut, suara yang merdu.
  8) Media cetak, contohnya: buku cetak, LKS, koran, majalah, gambar komik, poster.   
b. Hirarki media menurut Duncan : Dalam menyusun taksonomi media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pendidikan. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya disatu fihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain fihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin rumit jenis media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya dan sebaliknya.
  1. Taksonomi menurut Briggs. Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari pada media itu sendiri , yaitu kesesuaian rangsaan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran , bahan dan transmisinya. Briggs.mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1). Obyek ( berupa benda asli mati, misal: mesin, air, hewan, batuan dan benda asli hidup, misal: hewan, tumbuhan, manusia).
2). Model (misal: susunan model atom, boneka, globe, irisan bagian dalam bumi ).
3). Suara langsung (misal: meriam, mesin, gunung meletus, suara binatang, air terjun). 
 4). Rekaman audio(misal: radio BBC, tape recorder, piringan hitam, kaset, CD),
5). Media cetak (misal: buku cetak, diktat, koran, majalah, komik, LKS).
6). Pembelajaran terprogram (misal: program tutorial, latihan, simulasi).
7). Papan (misal : papan tulis hitam dan putih, papan peragaan untuk menempelkan gambar, bagan, diagram, dan  papan flanel untuk melekatkan sesuatu di atasnya, ).
8). Media transparansi atau Over Heat Transparansi ( OHT) adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas bahan plastik ukuran 8,5 x 11, dan diproyeksikan melalui OHP.
9). Film rangkai yaitu film yang merupakan gambar transparan, dalam bentuk gulungan satu rol, kemudian diproyeksikan ke proyektor film strip. 10). Film bingkai yaitu gambar transparan dalam bentuk kecil yang bersifat individual, dalam arti cara menunjukkannya satu persatu melalui proyektor.,
11).Film adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 16mm yang ujung ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus ber ulang ulang kalau tidak dimatikan.
12). Telivisi adalah media yang menyampaikan pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
13). Gambar adalah media yang dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu seperti binatang, manusia, tempat, peristiwa gempa bumi, sehingga penjelasan guru lebih kongkrit. (misal: foto, lukisan, sketsa atau gambar garis, poster, ilustrasi, karikatur).
  1. Taksonomi menurut Gagne (dalam Sadiman, 2003). Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya. Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :
1). Benda untuk didemonstrasikan (misalnya: alat peraga, hasil karya siswa, benda benda ).
2). Komonikasi lisan (misal mengajar ketrampilan mengemukakan pendapat dan bertanya).
3) Media cetak (misal: buku cetak, koran, majalah, LKS, diktat).
4). Gambar diam (misal: foto, sketsa, diagram, bagan yang dapat berupa bagan arus, bagan pohon, grafik yang berupa grafikn garis, grafif batang, grafik lingkaran, grafik gambar, kartun, poster, lukisan).
5). Gambar gerak (misal: TV, vidio).
6). Film bersuara dapat merangsang, memotivasi dan memikat perhatian siswa. Selain itu juga sangat bagus untuk menjelaskan suatu proses, sebab  gerakan dapat diulang ulang, dihentikan, sesuai kebutuhan.
7).  Mesin belajar (misal : komputer,  prodok IT).
Ketujuh kelompok media ini jika dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya, yaitu : pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi external, menuntun cara berfikir,memasukkan alih ilmu , menilai prestasi dan pemberi umpan balik.
  1. Taksonomi menurut Edling.  Dalam penyusunan ini Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Ia berpandangan bahwa pendekatan menurut modelnya Guilford dan Bloom cukup memadai untuk mengklasifikasikan dimensi siswa dan anggapan, karena itu ia dalam usahanya hanya memusatkan pada variabel rangsangan saja.
Menurut Edling media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi  subyektif visual dan kodifikasi obyektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subyektif audio dan kodifikasi obyektif visual, dan dua pengalaman  belajar dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman, subyektif, obyektif, dan langsung tersebut menurut Edling merupakan suatu continuum atau  kesinambungan pengalaman belajar.
            Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam pembelajaran adalah kerucut pengalaman Edgar Dale. Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Media penyampai pesan ini semakin ke atas  di puncak kerucut semakin abstrak. Urut urutan ini tidak tidak berarti bahwa proses belajar dan interaksi pembelajaran harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai  dari jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna, karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing, misalnya keikut sertaannya dalam membuat alat peraga, melakukan percobaan di laboratorium, menyimpulkan dan sebagainya, akan berdampak langsung terhadap perolehan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Read More