Kualitas bukanlah tindakan, tapi kebiasaan...._Aristoteles, So biasakanlah selalu berfikir positif dan memetik hikmah dari setiap permasalahan ...Because Energi di dalam pikiran adalah esensi dari kehidupan ^_^ ^_^

Rabu, 27 Maret 2013

0

Terimakasih Allah, Terimakasih Cinta :)



Langit, hujan, bintang sepertiga malam, senja yang merah memukau, pagi yang dingin dan sejuk, angin semilir, rasanya terlalu banyak hal indah yang kutatap setiap harinya sebagai tanda kekuasaan Allah. Kalau sudah begitu, rasanya cinta dan rindu padaNya begitu menggebu-gebu.
Banyak hal yang ingin kulakukan untuk mengobatinya. Andai saja aku mampu menggunakan setiap detik nafasku untuk terus mengagumi dan memujaNya. Aku ingin menjadi lebih baik, dan selalu ingin menjadi lebih baik, walau sebagai manusia aku pasti lebih banyak lupa daripada ingatnya, lebih banyak bikin dosa daripada menabung pahala. Aku selalu cemburu dan iri bila bertemu dengan mereka yang begitu taat dan cinta pada Allah. Ya, karena aku selalu berfikir orang-orang seperti mereka pasti sangat disayang Allah, pasti Allah lebih sayang mereka daripada aku, mereka begitu mendekat pada Allah, dan Allah pasti akan seribu kali lebih mendekat lagi pada mereka. Sedangkan aku? Berbuat maksiat saja masih sering kulakukan.

                                                                                 ***


13 Februari 2013, aku menyengajakan diri untuk  ke sebuah tempat yang sesungguhnya sejak lama ingin kudatangi. Tempat itu bernama rumah Qur’an. Rumah itu terletak di antara rumah warga lainnya. Sekilas tak ada yang spesial dengan rumah itu. Rumah itu begitu sederhana. Namun yang membedakan dan membuatnya berbeda dengan rumah-rumah lainnya tentu saja ayat-ayat suci Al Qur’an yang terlantun tiada henti dari bibir para gadis yang menempati rumah itu.

Begitu aku tiba, aku sudah bisa menyaksikan para gadis yang memegang mushaf dan menghafalkannya ada juga yang masih belajar membaca mahraj hurufnya dengan benar. Hatiku berdesir, rasa iri muncul begitu saja. Ternyata itu belum apa-apa, ketika aku memasuki rumah Qur’an, kesibukkan menghafal Qur’an terlihat semakin jelas. Ada sekitar 25 gadis yang berkomat kamit sembari memegang mushaf Allah.

"bismillah...ya rabb… mudahkanlah dan berkahilah apa yang aku kerjakan hari ini " do'aku dalam hati

Di rumah itu terdapat  ruang tamu yang dialasi karpet, yang kira-kira berukuran 3x5 meter.
Tiba-tiba saja aku menjadi tak enak sendiri.Yaaa… ntah mengapa aku menjadi seorang gadis yang paling gak PD ( Percaya  Diri ) saat itu. Mereka yang dengan merdunya membaca Al-Qur'an, membuat hatiku semakin bergetar.

"Subhanallah… lantunan yang membuat hatiku damai.terimakasih Ya Allah "

 Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang  yang belajar  Al- Qur'an dan mengajarkannya ( Al- Hadist )

Aku hanya memperhatikan dan menyimak apa yang mereka lakukan, namun dalam hatiku ada rencana besar yang masih ku sembunyikan, dan aku pasti bisa mewujudkannya,insyaallah.

" siapa itu mb bela? " tanya ustadzah ramah pada mb Salsabillah Murobbiku.
" Murid baru ustadzah… " jawabnya senyum

" Assalammua'alaikum ukhty… selamat bergabung dengan kami " sapa ustadzah
" Wa'alaikummussalam us… " ( Aku pun tersenyum )

Beberapa menit menunggu , tibalah giliranku, aku mulai dari nol, benar-benar dari nol. Semua yang belajar di rumah qur'an tersebut di mulai dari jilid satu. Bahagia sekali rasanya ketika aku menerima dua buku, buku prestasi santri dan yang satunya sebut saja iqro' jilid satu.sejak 13 Februari 2013 itulah aku belajar membaca al qur'an dengan baik dan benar, bagaimana mahraj hurufnya dan juga panjang pendeknya. Aku sangat menikmatinya meski sebenarnya sulit sekali karena lidahku belum terbiasa. Tapi semangatku Luar biasa :). Sebelumnya aku membaca Al Qur'an tidak begitu memperhatikan yang saya ucapkan itu sudah benar atau belum, aku hanya paham pannjang pendek dan tajwidnya… mahraj hurufnya banyak yang masih salah.

Usai belajar ngaji, kami pun pamit pulang, yaaaaaah hanya bersepeda, tapi meski jaraknya lumayan jauh dari kos, karena banyak temennya dan semangatnya karena Allah, rasa capek itu pun terbayar. 
Dalam perjalan pulang bayang ustadzah yang dengan sabarnya mengajariku  hadir, satu persatu huruf-huruf hijaiyah  terngiang dalam ingatanku. Kemudian,lantunan ayat suci Allah tiba-tiba saja teringiang dan berputar di pikiranku. Aku hanyut dalam pertanyaan batinku sendiri. Bila suatu saat nanti Allah bertanya pada mereka, digunakan untuk apa masa muda mereka, mereka akan bisa menjawabnya tanpa ragu. Dan bagaimana denganku? Aku pasti akan sangat malu pada Allah jika harus mengatakan bahwa aku tak melakukan apa-apa ketika aku masih muda. Bahwa aku tak melakukan hal apapun yang bisa mendekatkan diriku padaNya.Kini,semakin mantab niatku untuk belajar tahsin. setiap ba'da subuh 04.30 WIB hari senin dan kamis agenda tetapku belajar Tahsin tepatnya di PP. Al Munawwir Komplek M Krapyak Yogyakarta, dekat dengan pasar Giwangan.

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)

Allah memang tak menanyakan masa tua, tetapi masa muda. Di saat semangat masih membara, potensi masih bisa untuk terus diasah, dan peluang meraih cita masih luas membentang. Dalam hidup setiap orang yang mengais rezeki berupa uang akan menabung demi alasan kebahagiaan di masa depan. Bisa dicek berapa banyak orang yang punya rekening di bank. Ada yang banyak, ada yang sedikit, namun rata-rata hampir setiap warga kita khususnya para penghuni kota tentunya memiliki sejumlah rekening di bank untuk menabung. Lalu bagaimana dengan arti hidup yang sesungguhnya. Yang sesungguhnya hanyalah tempat singgah untuk mencari bekal perjalanan abadi kita di akhirat nanti. Yang sesungguhnya adalah waktu menabung untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maka sesungguhnya akhirat adalah masa depan kita yang sesungguhnya. Yang telah tertulis dan termaktub sebagai janji Allah bagi ummat manusia.

Masih terbayang dalam benakku bagaimana para gadis di rumah al-quran itu begitu antusias menghafal kata demi kata dalam Al-Quran dengan kesungguhan dan ketekunan,ada yang masih belajar seperti aku ( permulaan ). Seketika rasa iri kembali hadir dalam benakku. Betapa beruntungnya mereka, orang-orang yang dalam seusia itu telah menyadari bahwa kelak akan ada pertanyaan yang Allah berikan mengenai masa muda. Masa muda yang tidak di isi dengan bergelimang dalam kehidupan dunia yang fana dan membuat Allah murka tetapi masa muda yang diisi dengan menabung amal untuk membuat mendapatkan naungan Allah di akhirat kelak. Betapa indahnya masa muda mereka yang dengan bibir basah menyebut Asma Allah setiap saat, bahkan menghafal ayat-ayat cinta Allah dengan sebegitu tekun dan sabar.

Ya Rabb.… kenapa baru kali ini aku belajar tahsin,knapa tidak dari dulu-dulu… Ya Rabb.. Kenapa baru kali iini ,,,, kenapa baru kali ini,,,kenapa baru kali ini,,,,,,

penyesalan yang tak berujung,namun aku sadar, hidup ini berproses, mungkiin baru saat inilah waktu yang tepat. Semua ini bukanlah kebetulan, ini adalah bagian dari skenario Allah untukku,, ini bagian yang membahagiakan.

setiap kali aku berkumpul dengan saudaraku,aku merasa iri dengan mereka, saat bercerita berbagi pengalaman ini dan itu, nampaknya aku yang paling sedikit pengetahuannya, sungguh aku merasa kerdil sekali. Namun aku tak  pesimis dan minder,aku gak malu meski  kerudungku yang masih mini, yang belum sepenuhnya aku menutup auratku, dalam artian aku sudah memakai kerudung tapi aku belum berjilbab seperti mereka.itu bukanlah alasanku untuk malu kemudian menjauh dengan mereka.  aku semakin mendekati mereka, belajar bagaimana mereka mengenal Allah, belajar bagaimana mencari berkah Allah, Ridho Allah,,, semua dijalankan hanya karena Allah,,, :) lillahita'ala..insyaallah…
semua itu berproses, awalnya aku juga ragu sekali, sampai pernah aku katakan ketika salah seorang sahabatku mengajakku ikut kajian jum'at sore di Kampus , dengan enaknya aku memberi jawaban, " Ahhh... aku malu kumpul dengan mereka, aku gak PD ikut kajian dengan mereka, kerudungku masih mini, aku juga gak punya rok,, mereka ?? mereka jilbabnya gede-gede.. "  Tapi sekarang, hidayah itu sudah sampai padaku, aku yang dulu masih pake kerudung tipis nan mini ku niatkan untuk mengulurkan kain yang menutup dada , ku kenakan jilbab dan kerudungku karena Allah dan karena aku butuh Allah. Memulai bergaul dengan mereka tidak harus memakai yang sama dengan mereka, serupa dengan gaya mereka, gak perlu pake malu ketika kumpul dengan mereka, justru aku bersyukur didekatkan dengan mereka, dengan begitu aku bisa bercermin dari mereka. bukankah ada pepatah yang mengatakan " Dekat dengan penjual minyak wangi kita pun juga akan ikut  bau wanginya ". 


Baginda Rasulullah SAW bersabda: ”Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim).


Liburan semester ini sungguh membawa manfaat yang luar biasa bagi diriku,meski belum bisa jumpa dengan keluarga yang ada di Lampung, menahan gejolak rindu yang menggebu-gebu pada kampung halaman,lebih-lebih bapak ibu tercinta dan ponakan yang super gemesin Zahrifa Dwi Viantika… tapi aku bersyukur, aku didekatkan denga sahabt yang antusias,semangat mencari ridho allah, semangat ngaji,semangat belajar,mereka luar biasa. Hatiku merasa nyaman dekat dengan mereka.


Aku mendekatinya karena cinta, seperti cintaku pada Rabb ku, Allah SWT. Dengan cinta hidup menjadi indah, dengan cinta hidup lebih bermakna dan penuh arti.Yang tadinya tidak berarti menjadi penuh arti, yang mulanya biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa.Berani, tangguh, riang,bahagia, tenang, damai, dan barakah.... insyaallah. semua itu hanya satu,,, karena Allah SWT :) Bagaimana kita mau istiqomah dalam menjalankan atau menegrjakan sesuatu tanpa didasari dengan cinta. satu hal yang aku pelajari ialah,,, lakukan apapun itu dengan cinta, nikmati setiap jalannya, liku ,lurus itu adalah proses. semua karena cinta.

Read More