Cinta_nya Cinta_Ku Bermesra Dalam Dekapan
Persahabatan
_Diyah A. Triumiana_
Kata cinta,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih,
sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat
tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.
Cinta
adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga
penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan
perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris
indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:
Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.
Namun
demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar
menjadi duri, dan seterusnya.
Hal
yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang
bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu
bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin
yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa
bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud
dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan.
Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah
keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
Bagi
seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta
kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa
batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber
dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah
Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali
Imran: 31)
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah
dan benci karena Allah.” (HR. At Tirmidzi)
***
Karena beda aku dan engkau
sering terjadi sengketa
Karena kehormatan diri
sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu
padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya
berat sekali :
“jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara”
_Salim
A Fillah
Ah,
tapi kita masih terlalu sulit untuk
memahami bagaimana kita bisa menciptakan rasa cinta, cinta kita kepada sesama,
ya sesama kerabat. Baik itu sahabat, teman, saudara, atau bahkan yang paling
dekat dengan kita yaitu Orangtua. Ya, Bapak/Ibu kita tercinta. Terlebih yang
sangat sering ialah menimbulkan adanya cinta kepada sesama, sering sekali ada
kesenjangan diantara keduanya, ntah itu masalah sepele atau sampai yang rumit
sekalipun. Tapi, dari semua yang pernah dilalui itu adalah pelajaran yang
sangat berharga, cerita pahit, sedih kah itu atau bahagia adalah warna-warna
cinta dalam hidup kita.
“ …. Dan Allah yang mempersatukan hati para
hamba beriman. Jika pun kau nafkahkan perbendaharaan bumi sxeluruhnya untuk
mengikuti hati mereka, takkan bias kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah lah
yang telah menyatupadukan mereka. “
( Q. S Al Anfaal[8]: 63)
Bercerminlah,
tapi bukan untuk takjub akan kecantikan luar yang ada pada diri kita, bukan
takjub akan kecerdasan yang kita punya, bukan takjub akan kelincahan kita
menyelesaikan segala hal, bukan takjub akan lihainya kita beretorika, bukan
pula takjub bahwa diri kita lah yang paling baik dengan segala penilaian kita
sendiri,tapi menjadikan sesama peyakin sebagai cermin dengan seksama. Ketika kita menemukan hal-hal
yang tidak berkenan di hati dalam bayangan itu , kita tahu bahwa yang harus
kita benahi bukanlah sang bayang-bayang, yang harus kita benahi adalah diri
kita yang sedang mengaca, yang harus kita benahi bukan mereka (sesame) yang
kita temukan celanya (jeleknya) melainkan pribadi kita yang sedang bercermin
padanya. Itu saja!
Catatan
yang paling mengena ialah saat sahabat yang paling setia mengingatkan akan arti
sebuah keikhlasan, kesabaran , dan cara bagaimana kita harus menghadapi
orang-orang yang beragam karakter. Tahukah kalian siapa sahabat kalian
sebenarnya yang paling setia ?? so pasti kalian punya jawaban masing-masing.
“
Sahabat yang paling setia menurutku adalah MUSUH kita, ia yang suka mencela kita, ia yang
suka mengorek kesalahan kita, ia yang mampu dan berani berkata langsung kalau
kita ini dan itu….so pastinya ia yang paling perhatian karena ia meluangkan waktunya untuk memikirkan kita, secara tidak langsung itu adalah wujud nasihat untuk kita jadi lebih baik dimata orang lain dan juga Allah SWT. “
Percaya
atau tidak apa yang musuh kita sampaikan adalah BENAR adanya. So, ambil
positifnya buang negatifnya. Apapun yang ia katakana harusnya membuat kita
bersyukur , berterimakasih karena sudah ada yang perhatian sama kita. Ada yang
setia mengingatkan kesalahan kita, dan secara tidak langsung itu adalah
pelajaran untuk kita agar kita senantiasa memperbaiki diri.
Kita
semua sama, terpenjara dalam kesendirian
Hanya
saja
Ada
yang terkurung di ruang gelap tanpa cahaya
Sementara
yang lainmenghuni kamar berjendela
_Khalil Gibran
“ Terimakaih ya Allah….. “ ungkapku dalam-dalam.
Ini
semua sungguh pengalaman yang menyenangkan dan menyesakkan hati, tapi sungguh
pula ini adalah anugerah yang tidak semua orang sama dengan apa yang di rasa. Tentu
saja semua sudah mendapat porsinya masing-masing dan tugas kita bagaimana
mengolah rasa itu untuk tetap tenteram gapai ridho_Nya.
Ketika
kubaca firman_Nya :
“
Sungguh tiap mukmin bersaudara”
Aku
merasa kalau ukhuwah persahabatan tak usahlah lagi dirisaukan. Saat ikatan kita melemah
karena masalah yang sepele, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa
menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat kebaikan justru melukai
hati. Kini aku tahu … yang ROMBENG itu bukan persahabatan kita , bukan ukuwah
kita tapi IMAN kita. Pernah baca bukunya Salim A fillah yang judulnya Dalam Dekapan Ukuwah ? disitu dijelaskan
bahwa hanya iman-iman kita yang yang
sedang sakit, atau mengerdil. Mungkin kedua-duanya, mungkin kita saja . tentu
terlebih sering iman kita yang compang camping saat ukuwah mulai melemah. so .. gak usah deh saling cari kesalahan si A dan si B karena setiap orang itu punya penilaian sendiri pada diri kita, baik kah itu atau jelek itu tidak perlu dirisaukan. Jadi aja pribadimu sendiri dengan segala penilaian mereka. Ambil baiknya, buang buruknya. itu saja!
kita semua anak Adam, pernah melakukan kesalahan
dalam dekapan ukhuwah, kelembutan nurani memberi kita
sekeping mata uang yang paling mahal untuk membayarnya
di keping uang itu, satu sisi tertuliskan "akulah kesalahanmu"
sisi lain berukir kalimat, " maafkanlah saudaramu yang bersalah"
_Salim A Fillah
sangat ku ingat terakhir kali aku melakukan kesalahan dan saat itu aku berharap ada yang menepuk pundakku dengan kasih sayangnya, dan ada yang mengatakan padaku " siapapun bahkan yang terbaik sekalipun pernah melakukan keliru, percaya deh kalo kesalahnmu tidak menyebabkan kiamat. " itu memang tidak menyelesaikan masalah, tapi setidaknya sudah mneghiburku untuk bisa mengangkat senyum simpulku yang manis ini. hehehehehe
coba deh bayangin kalo kalian melakukan kesalahan atau tidak sekalipun tapi kamu diasingkan oleh teman-teman dekatmu tanpa alasan.... kamu didiemin , gak pernah ditanya (yang namanya didiemin ya gak ditanya ya... payah ) , coba gimana perasaanmu? gimana perasaanmu kalau kaya gitu hlo.... ? so jawab masing-masing ya
dalam dekapan persahabatan , kelembutan nurani menuntut kita untuk menjadi sosok pribadi yang anggun, yang sabar, sholeh/sholehah, ikhlas, yang memiliki kesalahn berani mengakui dan minta maaf, berani memafkan serta memperbaikinya.
tiada hari yang lebih bercahaya kecuali keakraban, keromantisan antar sesama sahabat ... karena itu adalah hiburan kita. coba kalian bayangin deh kalau kalian punya banyak teman, disana sini kita punya teman, jadi tidak hanya bareng sama satu orang itu-itu-itu-itu saja. BOSEN tau!!!! coba ayoook bayangin kalau kita punya kenalan dimana-mana dan diterima dimana-mana... itu dahsyat teman, itu cantik, itu so sweet, itu... ya itulah... MENENTRAMKAN. iya gak ? so .. apa yang harus kita perbaiki, ya diri kita sendiri, pribadi kita..... semoga hati kita selalu dilembutkan seiringin dengan sikap kita pada sesama, dijadikan nya pribadi yang anggun, sholeh/sholehah, dan dicintai sesama serta Allah Rabb kita .. :) so sweet kan..
***
bersambung dulu ya.....^_^
0 komentar:
Posting Komentar