Langit, hujan, bintang sepertiga malam, senja yang merah memukau,
pagi yang dingin dan sejuk, angin semilir, rasanya terlalu banyak hal indah
yang kutatap setiap harinya sebagai tanda kekuasaan Allah. Kalau sudah begitu,
rasanya cinta dan rindu padaNya begitu menggebu-gebu.
Banyak hal yang ingin kulakukan untuk mengobatinya. Andai saja aku
mampu menggunakan setiap detik nafasku untuk terus mengagumi dan memujaNya. Aku
ingin menjadi lebih baik, dan selalu ingin menjadi lebih baik, walau sebagai
manusia aku pasti lebih banyak lupa daripada ingatnya, lebih banyak bikin dosa
daripada menabung pahala. Aku selalu cemburu dan iri bila bertemu dengan mereka
yang begitu taat dan cinta pada Allah. Ya, karena aku selalu berfikir
orang-orang seperti mereka pasti sangat disayang Allah, pasti Allah lebih
sayang mereka daripada aku, mereka begitu mendekat pada Allah, dan Allah pasti
akan seribu kali lebih mendekat lagi pada mereka. Sedangkan aku? Berbuat
maksiat saja masih sering kulakukan.
13 Februari 2013, aku menyengajakan diri untuk ke sebuah
tempat yang sesungguhnya sejak lama ingin kudatangi. Tempat itu bernama rumah
Qur’an. Rumah itu terletak di antara rumah warga lainnya. Sekilas tak ada yang
spesial dengan rumah itu. Rumah itu begitu sederhana. Namun yang membedakan dan
membuatnya berbeda dengan rumah-rumah lainnya tentu saja ayat-ayat suci Al
Qur’an yang terlantun tiada henti dari bibir para gadis yang menempati rumah
itu.
Begitu aku tiba, aku sudah bisa menyaksikan para gadis yang
memegang mushaf dan menghafalkannya ada juga yang masih belajar membaca mahraj
hurufnya dengan benar. Hatiku berdesir, rasa iri muncul begitu saja. Ternyata
itu belum apa-apa, ketika aku memasuki rumah Qur’an, kesibukkan menghafal
Qur’an terlihat semakin jelas. Ada sekitar 25 gadis yang berkomat kamit sembari
memegang mushaf Allah.
"bismillah...ya rabb… mudahkanlah dan berkahilah apa yang aku
kerjakan hari ini " do'aku dalam hati
Di rumah itu terdapat ruang tamu yang dialasi karpet, yang
kira-kira berukuran 3x5 meter.
Tiba-tiba saja aku menjadi tak enak sendiri.Yaaa… ntah mengapa aku
menjadi seorang gadis yang paling gak PD ( Percaya Diri ) saat itu.
Mereka yang dengan merdunya membaca Al-Qur'an, membuat hatiku semakin bergetar.
"Subhanallah… lantunan yang membuat hatiku damai.terimakasih
Ya Allah "
Sebaik-baik kamu sekalian
adalah orang yang belajar Al- Qur'an dan mengajarkannya ( Al-
Hadist )
Aku hanya memperhatikan dan menyimak apa yang mereka lakukan,
namun dalam hatiku ada rencana besar yang masih ku sembunyikan, dan aku pasti
bisa mewujudkannya,insyaallah.
" siapa itu mb bela? " tanya ustadzah ramah pada mb
Salsabillah Murobbiku.
" Murid baru ustadzah… " jawabnya senyum
" Assalammua'alaikum ukhty… selamat bergabung dengan kami
" sapa ustadzah
" Wa'alaikummussalam us… " ( Aku pun tersenyum )
Beberapa menit menunggu , tibalah giliranku, aku mulai dari nol,
benar-benar dari nol. Semua yang belajar di rumah qur'an tersebut di mulai dari
jilid satu. Bahagia sekali rasanya ketika aku menerima dua buku, buku prestasi
santri dan yang satunya sebut saja iqro' jilid satu.sejak 13 Februari 2013
itulah aku belajar membaca al qur'an dengan baik dan benar, bagaimana mahraj
hurufnya dan juga panjang pendeknya. Aku sangat menikmatinya meski sebenarnya
sulit sekali karena lidahku belum terbiasa. Tapi semangatku Luar biasa :).
Sebelumnya aku membaca Al Qur'an tidak begitu memperhatikan yang saya ucapkan
itu sudah benar atau belum, aku hanya paham pannjang pendek dan tajwidnya…
mahraj hurufnya banyak yang masih salah.
Usai belajar ngaji, kami pun pamit pulang, yaaaaaah hanya
bersepeda, tapi meski jaraknya lumayan jauh dari kos, karena banyak temennya
dan semangatnya karena Allah, rasa capek itu pun terbayar.
Dalam perjalan pulang bayang ustadzah yang dengan sabarnya
mengajariku hadir, satu persatu huruf-huruf hijaiyah terngiang
dalam ingatanku. Kemudian,lantunan ayat suci Allah tiba-tiba saja teringiang
dan berputar di pikiranku. Aku hanyut dalam pertanyaan batinku sendiri. Bila
suatu saat nanti Allah bertanya pada mereka, digunakan untuk apa masa muda
mereka, mereka akan bisa menjawabnya tanpa ragu. Dan bagaimana denganku? Aku
pasti akan sangat malu pada Allah jika harus mengatakan bahwa aku tak melakukan
apa-apa ketika aku masih muda. Bahwa aku tak melakukan hal apapun yang bisa
mendekatkan diriku padaNya.Kini,semakin mantab niatku untuk belajar tahsin.
setiap ba'da subuh 04.30 WIB hari senin dan kamis agenda tetapku belajar Tahsin
tepatnya di PP. Al Munawwir Komplek M Krapyak Yogyakarta, dekat dengan pasar
Giwangan.
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat
nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa
dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan
dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu
yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Allah memang tak menanyakan masa tua, tetapi masa muda. Di saat
semangat masih membara, potensi masih bisa untuk terus diasah, dan peluang
meraih cita masih luas membentang. Dalam hidup setiap orang yang mengais rezeki
berupa uang akan menabung demi alasan kebahagiaan di masa depan. Bisa dicek
berapa banyak orang yang punya rekening di bank. Ada yang banyak, ada yang
sedikit, namun rata-rata hampir setiap warga kita khususnya para penghuni kota
tentunya memiliki sejumlah rekening di bank untuk menabung. Lalu bagaimana
dengan arti hidup yang sesungguhnya. Yang sesungguhnya hanyalah tempat singgah
untuk mencari bekal perjalanan abadi kita di akhirat nanti. Yang sesungguhnya
adalah waktu menabung untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maka
sesungguhnya akhirat adalah masa depan kita yang sesungguhnya. Yang telah
tertulis dan termaktub sebagai janji Allah bagi ummat manusia.
Masih terbayang dalam benakku bagaimana para gadis di rumah
al-quran itu begitu antusias menghafal kata demi kata dalam Al-Quran dengan
kesungguhan dan ketekunan,ada yang masih belajar seperti aku ( permulaan ).
Seketika rasa iri kembali hadir dalam benakku. Betapa beruntungnya mereka,
orang-orang yang dalam seusia itu telah menyadari bahwa kelak akan ada
pertanyaan yang Allah berikan mengenai masa muda. Masa muda yang tidak di isi
dengan bergelimang dalam kehidupan dunia yang fana dan membuat Allah murka
tetapi masa muda yang diisi dengan menabung amal untuk membuat mendapatkan
naungan Allah di akhirat kelak. Betapa indahnya masa muda mereka yang dengan
bibir basah menyebut Asma Allah setiap saat, bahkan menghafal ayat-ayat cinta
Allah dengan sebegitu tekun dan sabar.
Ya Rabb.… kenapa baru kali ini aku belajar tahsin,knapa tidak dari
dulu-dulu… Ya Rabb.. Kenapa baru kali iini ,,,, kenapa baru kali ini,,,kenapa
baru kali ini,,,,,,
penyesalan yang tak berujung,namun aku sadar, hidup ini berproses,
mungkiin baru saat inilah waktu yang tepat. Semua ini bukanlah kebetulan, ini
adalah bagian dari skenario Allah untukku,, ini bagian yang membahagiakan.
setiap kali aku berkumpul dengan saudaraku,aku merasa iri dengan
mereka, saat bercerita berbagi pengalaman ini dan itu, nampaknya aku yang
paling sedikit pengetahuannya, sungguh aku merasa kerdil sekali. Namun aku
tak pesimis dan minder,aku gak malu meski kerudungku yang masih
mini, yang belum sepenuhnya aku menutup auratku, dalam artian aku sudah memakai
kerudung tapi aku belum berjilbab seperti mereka.itu bukanlah alasanku untuk
malu kemudian menjauh dengan mereka. aku semakin mendekati mereka,
belajar bagaimana mereka mengenal Allah, belajar bagaimana mencari berkah
Allah, Ridho Allah,,, semua dijalankan hanya karena Allah,,, :)
lillahita'ala..insyaallah…
semua itu berproses, awalnya aku juga ragu sekali, sampai pernah
aku katakan ketika salah seorang sahabatku mengajakku ikut kajian jum'at sore
di Kampus , dengan enaknya aku memberi jawaban, " Ahhh... aku malu kumpul dengan mereka, aku gak PD ikut kajian
dengan mereka, kerudungku masih mini, aku juga gak punya rok,, mereka ?? mereka
jilbabnya gede-gede.. " Tapi sekarang, hidayah itu sudah
sampai padaku, aku yang dulu masih pake kerudung tipis nan mini ku niatkan
untuk mengulurkan kain yang menutup dada , ku kenakan jilbab dan kerudungku
karena Allah dan karena aku butuh Allah. Memulai bergaul dengan mereka tidak
harus memakai yang sama dengan mereka, serupa dengan gaya mereka, gak perlu
pake malu ketika kumpul dengan mereka, justru aku bersyukur didekatkan dengan
mereka, dengan begitu aku bisa bercermin dari mereka. bukankah ada pepatah yang
mengatakan " Dekat dengan penjual
minyak wangi kita pun juga akan ikut bau wanginya ".
Baginda Rasulullah SAW bersabda: ”Tujuh orang yang akan dilindungi
Allah dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil; pemuda yang tumbuh
dewasa dalam beribadah pada Allah; orang yang hatinya selalu terikat pada
masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah
dan berpisah karena Allah pula; seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita
yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata
‘Aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya; dan seorang yang berdzikir
kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim).
Liburan semester ini sungguh membawa manfaat yang luar biasa bagi
diriku,meski belum bisa jumpa dengan keluarga yang ada di Lampung, menahan
gejolak rindu yang menggebu-gebu pada kampung halaman,lebih-lebih bapak ibu
tercinta dan ponakan yang super gemesin Zahrifa Dwi Viantika… tapi aku
bersyukur, aku didekatkan denga sahabt yang antusias,semangat mencari ridho
allah, semangat ngaji,semangat belajar,mereka luar biasa. Hatiku merasa nyaman
dekat dengan mereka.
Aku mendekatinya karena cinta, seperti cintaku pada Rabb ku, Allah
SWT. Dengan cinta hidup menjadi indah, dengan cinta hidup lebih bermakna dan
penuh arti.Yang tadinya tidak berarti menjadi penuh arti, yang mulanya
biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa.Berani, tangguh,
riang,bahagia, tenang, damai, dan barakah.... insyaallah. semua itu hanya
satu,,, karena Allah SWT :) Bagaimana kita mau istiqomah dalam menjalankan atau
menegrjakan sesuatu tanpa didasari dengan cinta. satu hal yang aku pelajari
ialah,,, lakukan apapun itu dengan cinta, nikmati setiap jalannya, liku ,lurus
itu adalah proses. semua karena cinta.